Selasa, 02 Juni 2015

Sejarah Kyai Ageng Hasan Besari

Assalamu'alaikum Wr, Wb. 
Sejak dulu terkait sejarah saya sama sekali tidak tertarik, orang tua, sudara membahas silsilah saya dengarkan sambil lalu. Namun, setelah mendapatkan pertanyaan tentang asal usul nama Madiun dari Teman yang bekerja di Kopertais IV, membuat saya semakin penasaran tentang sejarah Madiun. dan bertemulah dengan blog Nusantaraku, subhanallah di blog tersebut bisa menjawab rasa penasaranku, namun ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab... 
Nyai baelawi/Nyai Baedlowi dimakamkan di Bukit Bancak Magetan, kenapa Kyai baelawi/ Kyai baedlowi di makamkan di Cungkup gedhe Dusun Kedondong kecamatan Kebonsari madiun?
di Depan Makam ada Masjid yang namnya Masjid Nurul Huda, di masjid tersebut terdapat Bedug Besar, berdiameter lebih dari 1 meter. adakah hubungan antara Masjid Banjarejo, Masjid Tegalsari dengan Masjid yang ada di Dusn Kedondong?
harap kepada sahabat, saudara yang mengetahui tentang silsilah tersebut memberikan komentar. terima kasih.

http://akucintanusantaraku.blogspot.com/2014/03/kyai-ageng-kasan-besari-walisongo.html?showComment=1433255718266#c295964226323576855

Rabu, 24 September 2014

HUT IGRA Kab. Madiun

Assalamu'alaikum Wr. Wb. bertemu kembali sama aq... yang lama tidak posting berita tentang RA Nurul Islam.... karena Kesempatan menulis itu butuh ketenangan.
kembali lagi berita terkini yang baru saja terlaksana dengan apik yaitu jalan santai yang diadakan di Grape Madiun memperingati HUT IGRA Kabupaten Madiun dilaksanakan tanggal 20 September 2014 kemarin.
alhamdulillah pelaksanaannya sangat meriah.
pelaksanaan Jalan santai ini menyusuri Hutan di Grape dengan suasana Hutan yang hemmm lumayan mencekam... karena pohon-pohonnya mulai gundul karena kemarau, dan disisi kanan ada sungai grape yang lumayan masih belum tercemar, pemandangannya masih sangat alami. dari para Guru yang sepuh-sepuh lumayan kesulitan melalui jalur hutan tersebut karena jalannya licin. penyebab licinnya jalan setapak tersebut bukan karena tamahnya yang becek tapi karena daun-daun yang mengering yang bertumpuk banyak sekali sehingga jalannya licin.
Dalam acara tersebut banyak peserta yang mendapatkan doorprice. doorprice tersebut didapatkan dari Sponsor toko alat drumband... namun doorprice paling banyak di dapat dari sumbangan setiap lembaga RA se Kabupaten Madiun, masing-masing minimal senilai Rp. 15.000,-. dengan berbagai macam bentuk dan jenis: ada yang mendapatkan panci untuk masak, mie instans jumlah 7, teko, wajan, jilbab dan masih banyak lagi. monggo melihat suasana hutan...agar pikiran kita adem setelah beberapa hari bergelut mendidik  murid-murid kita. lets go... !!!!






Rabu, 18 September 2013

ikuti lomba kolase

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
hai Sahabat....
Sorry Morry dipsi lala... qt lama tidak memperbaharui info terbaru dari RA Nurul Islam. kita intip dikit aja yach... aktifitas yg lama tidak di upload... nie foto annisa saat mengikuti lomba kolase di jawa timur. sayangnya tidak masuk juara.... coz annisa sakit saat brangkat n pulangnya. bisa juga kita belum tahu standart penilaian Juri saat itu.... tetapi annisa tetap bersemangat...!!! tetap ingin no 1! go go annisa!   ^_^

Rabu, 02 Januari 2013

METODE DEMONSTRASI dalam Belajar

Pengertian Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya (Syaiful, 2008:210).
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan” (Muhibbin Syah, 2000:22).
Sementara menurut Syaiful Bahri Djamarah, (2000:2) bahwa “metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran”.
Menurut Syaiful (2008:210) metode demonstrasi ini lebih sesuai untuk mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan, suatu proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan.

Tujuan Metode Demonstrasi

Tujuan pengajaran menggunakan metode demonstrasi adalah untuk memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara pencapaiannya dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajarn kelas. Metode demonstrasi mempunyai beberapa kelebihan dan kelekurangan.

Manfaat Metode Demonstrasi

Manfaat psikologis dari metode demonstrasi adalah : 
  1. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
  2. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. 
  3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa. 
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:211) kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi adalah sebagai berikut :

Kelebihan metode demonstrasi 

  1. Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingg hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. Di samping itu, perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar mengajar dan tidak kepada yang lainya.
  2. Dapat membimbing siswa ke arahberpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
  3. Ekonmis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek.
  4. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahn bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaan yang jelas dari hasil pengamatannya.
  5. Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banysk
  6. Beberapa persoalan yang menimbulkan petanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu proses demonstrasi.

Kekurangan metode demonstrasi

  1. Derajat visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan kadang-kadang terjadiperubahan yang tidak terkontrol.
  2. Untuk mengadakan demonstrasi digunakan ala-alat yang khusus, kadang-kadang alat itu susah didapat. Demonstrasi merupakan metode yang tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati secara seksama.
  3. Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang didemonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian. Dalam hal ini banyak diabaikan leh peserta didik.
  4. Tidak semua hal dapatdidemonstrasikan di kelas.
  5. Memerlukan banyak waku sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat minimum.
  6. Kadang-kadang hal yang didemonstrasikan di kelas akan berbeda jika proses itu didemonstrasikan dalam situasi nyata atau sebenarnya.
  7. Agar demonstrasi mendapaptkan hasil yang baik diperlukan ketekitian dan kesabaran.
Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secra mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.
Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proes mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu proses mengerjakan atau menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara engan cara lain dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. 

Daftar Pustaka:

  • Purba, Hartono (2007). Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar  Siswa. Skripsi. Medan : FT. UNIMED.
  • Bahri, Syaiful & Zain, Aswan (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
  • Sagala, Syaiful (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta : Alfabeta.
  • Syah, Muhibbin (2003). Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.


Sabtu, 01 September 2012

Teori perkembangan kognitif

Assalamu'alaikum, Wr. Wb. 
HAi,  Berikut Teori Perkembangan Kognitif dari Jean Piaget, untuk Bunda n Ibu / Bapak Guru Harus memiliki pengetahuan tentang Teori-teori Perkembangan. Waktu Tes UKA di UIN Maliki Malang, ada soal tentang Teori ini lhoh...
selamat membaca....

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:
  • Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
  • Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
  • Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
  • Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)

Daftar isi

Periode sensorimotor

Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut. Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode. Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan:
  1. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan refleks.
  2. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
  3. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
  4. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
  5. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
  6. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.

Tahapan praoperasional

Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.

Tahapan operasional konkrit

Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)
Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.
Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.

Tahapan operasional formal

Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.

Informasi umum mengenai tahapan-tahapan

Keempat tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi urutannya selalu sama. Tidak ada ada tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur.
  • Universal (tidak terkait budaya)
  • Bisa digeneralisasi: representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri seseorang berlaku juga pada semua konsep dan isi pengetahuan
  • Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara logis
  • Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen dari tahapan sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi)
  • Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif

Proses perkembangan

Seorang individu dalam hidupnya selalu berinteraksi dengan lingkungan. Dengan berinteraksi tersebut, seseorang akan memperoleh skema. Skema berupa kategori pengetahuan yang membantu dalam menginterpretasi dan memahami dunia. Skema juga menggambarkan tindakan baik secara mental maupun fisik yang terlibat dalam memahami atau mengetahui sesuatu. Sehingga dalam pandangan Piaget, skema mencakup baik kategori pengetahuan maupun proses perolehan pengetahuan tersebut. Seiring dengan pengalamannya mengeksplorasi lingkungan, informasi yang baru didapatnya digunakan untuk memodifikasi, menambah, atau mengganti skema yang sebelumnya ada. Sebagai contoh, seorang anak mungkin memiliki skema tentang sejenis binatang, misalnya dengan burung. Bila pengalaman awal anak berkaitan dengan burung kenari, anak kemungkinan beranggapan bahwa semua burung adalah kecil, berwarna kuning, dan mencicit. Suatu saat, mungkin anak melihat seekor burung unta. Anak akan perlu memodifikasi skema yang ia miliki sebelumnya tentang burung untuk memasukkan jenis burung yang baru ini.
Asimilasi adalah proses menambahkan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada. Proses ini bersifat subjektif, karena seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang diperolehnya agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada sebelumnya. Dalam contoh di atas, melihat burung kenari dan memberinya label "burung" adalah contoh mengasimilasi binatang itu pada skema burung si anak.
Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau penggantian skema akibat adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada. Dalam proses ini dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru sama sekali. Dalam contoh di atas, melihat burung unta dan mengubah skemanya tentang burung sebelum memberinya label "burung" adalah contoh mengakomodasi binatang itu pada skema burung si anak.
Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan kedua proses penyesuaian di atas.
Dengan demikian, kognisi seseorang berkembang bukan karena menerima pengetahuan dari luar secara pasif tapi orang tersebut secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya.

Isu dalam perkembangan kognitif[1]

Isu utama dalam perkembangan kognitif serupa dengan isu perkembangan psikologi secara umum.

Tahapan perkembangan

Terdapat kontroversi terhadap pembagian tahapan perkembangan berdasarkan perbedaan kualitas atau kuantitas kognisi.
  • Kontinuitas dan diskontinuitas
Kontroversi ini membahas apakah pembagian tahapan perkembangan merupakan proses yang berkelanjutan atau proses terputus pada tiap tahapannya.
Terdapat perbedaan kemampuan fungsi kognisi dari tiap individu

Natur dan nurtur

Kontroversi natur dan nurtur berasal dari perbedaan antara filsafat nativisme dan filsafat empirisme. Nativisme mempercayai bahwa pada kemampuan otak manusia sejak lahir telah dipersiapkan untuk tugas-tugas kognitif. Empirisme mempercayai bahwa kemampuan kognisi merupakan hasil dari pengalaman.

Stabilitas dan kelenturan dari kecerdasan

Secara relatif kecerdasan seorang anak tetap stabil pada suatu derajat kecerdasan, namun terdapat perbedaan kemampuan kecerdasan seorang anak pada usia 3 tahun dibandingkan dengan usia 15 tahun.

Sudut pandang lain

Pada saat ini terdapat beberapa pendekatan yang berbeda untuk menjelaskan perkembangan kognitif.
Kemajuan ilmu neurosains dan teknologi memungkinkan mengaitkan antara aktivitas otak dan perilaku. Biologis menjadi dasar dari pendekatan ini untuk menjelaskan perkembangan kognitif. Pendekatan ini memiliki tujuan untuk dapat mengantarai pertanyaan mengenai umat manusia yaitu
    1. Apakah hubungan antara pemikiran dan tubuh, khususnya antara otak secara fisik dan mental proses
    2. Apakah filogeni atau ontogeni yang menjadi awal mula dari struktur biologis yang teratur
  • Teori Konstruksi pemikiran-sosial
Selain biologi, konteks sosial juga merupakan salah satu sudut pandang dari perkembangan kognitif. Perspektif ini menyatakan bahwa lingkungan sosial dan budaya akan memberikan pengaruh terbesar terhadap pembentukan kognisi dan pemikiran anak. Teori ini memiliki implikasi langsung pada dunia pendidikan. Teori Vygotsky menyatakan bahwa anak belajar secara aktif lebih baik daripada secara pasif. Tokoh-tokohnya diantaranya Lev Vygotsky, Albert Bandura, Michael Tomasello
  • Teori Theory of Mind (TOM)
Teori perkembangan kognitif ini percaya bahwa anak memiliki teori maupun skema mengenai dunianya yang menjadi dasar kognisinya. Tokoh dari ToM ini diantaranya adalah Andrew N. Meltzoff

Referensi

  • Bjorklund, D.F. (2000) Children's Thinking: Developmental Function and individual differences. 3rd ed. Bellmont, CA : Wadsworth
  • Cole, M, et al. (2005). The Development of Children. New York: Worth Publishers.
  • Johnson, M.H. (2005). Developmental cognitive neuroscience. 2nd ed. Oxford : Blacwell publishing
  • Piaget, J. (1954). "The construction of reality in the child". New York: Basic Books.
  • Piaget, J. (1977). The Essential Piaget. ed by Howard E. Gruber and J. Jacques Voneche Gruber, New York: Basic Books.
  • Piaget, J. (1983). "Piaget's theory". In P. Mussen (ed). Handbook of Child Psychology. 4th edition. Vol. 1. New York: Wiley.
  • Piaget, J. (1995). Sociological Studies. London: Routledge.
  • Piaget, J. (2000). "Commentary on Vygotsky". New Ideas in Psychology, 18, 241–259.
  • Piaget, J. (2001). Studies in Reflecting Abstraction. Hove, UK: Psychology Press.
  • Seifer, Calvin "Educational Psychology"


Sabtu, 16 Juni 2012

OUTBOND RA Nurul Islam

Alhamdulillah Acara OUTbond yang dilaksanakan pada hari RAbu tanggal 13 Juni 2012 telah berjalan sukses, semua ini atas dukungan wali murid dan para Guru RA Nurul Islam. Saya ucapkan Terimakasih pada Ibu2 Guru, yang selalu memfasilitasi anak2 untuk selalu bermain dengan ceria, pada Bapak Sopir Bis Yang sll setia nunggu sampe acara selesai, pada Studio Sony yg tlah motret kegiatan anak2. Duh seneng sekali.... respon walimurid sangat bagus n setuju adanya kegiatan Outbond ini. semoga tahun yang akan datang menjadi kegiatan Rutinan dan masuk dalam Program Tahunan.
acara Outbond itu terdiri dari 11 game dah input naik komedi putar.
1. Flayingfox
2. Melompat
3. Zona Binatang
4. Melintasi Jembatan Burma
5. Susur Gua
6. Menyusuri Sarang Gurita
7. Melewati Jaring laba-laba
8. Melewati Jembatan V
9. Menangkap ikan
10. naik komedi putar
11. Renang Bersama Wali murid.

















































































liat Ekspresi anak2 jadi gemes...
dari semua siswa mempunyai ekspresi yang berbeda-beda... 

Helda awalnya takut sekali memakai alat pengaman sampai menangis, tapi setelah tahu teman-temannya berkomentar "ENAK E..." dia menjadi anak pemberani dibandingkan yang laen.

Zainul, Anak yang Gemuk... Berani Flayigfox n naik Jembatan Burma... tp saat turun kudu dibantu... Xixixi lucunya ekspresi dia...

Samudra, Siswa yang imut, putranya Bu Guru Iza juga berani manjat Jaring laba-laba sampai selesai... padahal kalau diingat saat di sekolahan dia jadi anak yang gembeng / cengen. hehehe... ternyata berani juga...

Rafi Ahmad Syukur, yang kata murid-murid yang laen dia Boz. selalu jadi pioner, mengewali semua kegiatan Outbond, padahal sebenarnya dia sakit.

Ni... saat kegiatan menangkap ikan... senengnya.... sampe wali murid ikut turun untuk menangkap ikan biar pulang bisa membawa pulang ikan hias.

wah masih banyak lagi, dan tidak bisa diceritakan satu persatu...