Minggu, 21 November 2010

Perkembangan Pendidikan Usia Dini Sebagai Refleksi Bangkitnya Generasi Anak Indonesia

Perkembangan anak usia 0 hingga 8 tahun merupakan masa keemasan dimana anak mulai mengenal dunia dan akan menentukan bagaimana ia akan tumbuh, berkembang, hidup dan berkreasi dalam menjalani kehidupannya, masa ini hanya terjadi sekali dalam kehidupan dan berdampak luar biasa ketika anak itu beranjak dewasa serta anak juga akan mengalami kecepatan pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.
Unsur-unsur yang sangat berpengaruh dalam perkembangan mereka adalah orangtua, keluarga, masyarakat serta lingkungan dimana ia tumbuh dan berkembang, pada orangtua dan keluarga sebagai perantara langsung dan berhadapan dengan anak membentuk perkembangan awal bagi anak dan sebagai pondasi dasar pengembangan kemampuan fisik dan berbagai kecerdasan agar dapat berkembang secara optimal, ketika memasuki tingkat yang lebih luas seperti pada masyarakat serta lingkungan dimana ia tumbuh dan berkembang, peranan ini lebih kepada pembentukan karakter dan kepribadian anak ketika ia bermain dengan teman sebayanya maupun ketika ia mulai memahami hal-hal baru yang ada di luar sana, jadi keluarga, masyarakat dan lingkungan harus dapat memberikan contoh yang baik bagi anak karena pada dasarnya seorang anak akan senantiasa mengikuti atau meniru apa saja yang ada disekitarnya, perkembangan inilah yang akan menjadikan modal bagi anak tersebut untuk dapat memasuki pendidikan formal.
Para ahli neurologi meyakini bahwa sekitar 50% kapasitas kecerdasan manusia telah terjadi ketika usia 4 tahun, 80% terjadi ketika usia 8, dan 100% ketika anak mencapai usia 8 – 18 tahun. Dalam tahun-tahun pertama kehidupan, otak anak berkembang sangat pesat dengan menghasilkan bertrilyun-trilyun sambungan yang memuat berbagai kemampuan dan potensi. Hal inilah yang melatarbelakangi pentingnya pendidikan yang tepat untuk dimulai pada anak sejak dini dan ditangan anak-anak inilah kelanjutan generasi bangsa ditentukan.
Pendidikan bagi anak usia dini sebaiknya diimplementasikan ketika mereka mulai berumur 0 tahun, karena semenjak lahir seorang anak memiliki berbagai kemampuan dan potensi genetik yang akan sangat baik sekali dan terasa manfaatnya di masa yang akan datang jika potensi tersebut diasah dan dikembangkan, namun pada kenyataanya banyak sekali para orangtua tidak menyadari hal tersebut, selain itu perkembangan ini juga memerlukan keadaan lingkungan yang memungkinkan mereka agar dapat berkembang dan membantu pertumbuhannya dalam memahami diri, kepribadian, kemampuan, sikap, tingkah lakunya serta saraf motoriknya.
Pendidikan Anak Usia Dini  (selanjutnya disingkat menjadi PAUD) merupakan salah satu layanan yang menjadi pilihan solusi terbaik agar anak dapat tumbuh dan berkembang, layanan ini akan berjalan baik jika semua pihak dapat saling bersinergi, karena akan membentuk suatu layanan yang maksimal serta mulai dari layanan ini sebuah pondasi awal terbentuk dalam membangun generasi penerus bangsa yang kelak akan menghadapi tantangan yang lebih berat dari masa yang kita alami pada saat ini. Orang tua juga mempunyai peran tersendiri, dengan mengembangkan potensi diri memperkaya ilmu pengetahuan dan informasi sehingga dapat memberikan hal yang terbaik sedini mungkin serta pengetahuan-pengetahuan penting lainnya yang dapat membuat orang tua menjadi pusat informasi dan edukasi awal yang baik bagi anak mereka, selain itu dukungan juga sebaiknya tidak hanya dari pemerintah tetapi juga dari masyarakat hingga keluarga juga harus dapat memajukan pendidikan anak usia dini, karena masih sangat terbatasnya jumlah lembaga pendidikan atau program layanan pendidikan anak usia dini terlebih lagi di daerah, selain itu kesadaran orangtua untuk dapat mempercayakan layanan tersebut sebagai tempat yang tepat bagi anaknya juga diperhatikan agar orangtua dapat memahami pentingnya PAUD dan tidak segan untuk memberikan kesempatan kepada anaknya memperoleh pendidikan yang terbaik sedini mungkin.
Permasalahan yang muncul dan kerap sekali terjadi pada persoalan kesehatan dan gizi, ini lebih sering dialami pada anak-anak usia dini yang berasal dari keluarga tidak mampu dan tinggal di wilayah pedesaan, terjadinya kasus busung lapar dan kurang gizi terhadap anak-anak yang tinggal di pedesaan memberikan dampak yang cukup memilukan bagi bangsa ini, secara logika bagaimana sebuah bangsa dapat bangkit jika penerus bangsanya memiliki persoalan kesehatan dan menderita gizi buruk yang berkepanjangan, ini dapat memasung kreatifitas, ide-ide, potensi serta kemampuan besar yang mereka miliki jika saja mereka selalu tersangkut pada permasalahan sember primernya dan tidak mempunyai kesempatan untuk dapat mengembangkan pendidikan dan merubah masa depannya.
            Pemerintah sudah berupaya untuk dapat mengatasi permasalahan gizi ini, seperti konsep penentuan batas garis kemiskinan dengan menghitung pendapatan setara beras, usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) dan juga program inpres desa tertinggal dapat membantu untuk membangun masyarakat khususnya dari kalangan bawah dan daerah, sehingga mereka dapat memikirkan masa depan anak-anak mereka dengan memberikan pendidikan yang tepat dan dapat memajukan keadaan mereka menuju masa depan yang cerah, selain itu perawatan gizi dan kesehatan dilakukan bersama-sama dengan departemen kesehatan dengan cara melibatkan dokter, rumah sakit, puskesmas, ahli gizi, serta melalui kegiatan posyandu.
Kemampuan ekonomi juga menjadi salah satu faktor penyebab dari terhambatnya pendidikan anak usia dini, jika kita melihat kenyataan pada saat ini, melambungnya harga karena dampak dari naiknya bahan bakar minyak, harga kebutuhan pokok yang semakin tinggi dan tak terjangkau, pendapatan yang terbatas, lapangan kerja yang semakin sempit mengharuskan para orangtua dan keluarga harus memikirkan bahan pangan sebagai perihal yang paling utama dibandingkan pendidikan untuk anak-anak mereka, jika kita harus bertanya apakah pendidikan memerlukan perhatian khusus bagi mereka yang berjuang dan berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari di masa yang sulit ini, permasalahan akan muncul tidak hanya pada mereka, tetapi pada anak-anak mereka, bagaimana mengembangkan potensi mereka tanpa harus mengorbankan masa bermain atau kesempatan mendapatkan pendidikan yang layak, meskipun pendidikan gratis sudah banyak diterapakan dengan adanya bantuan operasional sekolah namun tidak menjangkau semua anak-anak yang kurang beruntung di daerah sana.
Masih sedikit serta terbatasnya pendidik dan tenaga kependidikan, penyuluhan, seminar maupun pelatihan menjadikan pelayanan pada bidang ini kurang maksimal, jika saja pelaksanaan program yang dibuat dalam pembentukan layanan PAUD nonformal maupun informal secara jelas, ruang lingkup kerja serta badan hukum yang melindungi, prosedur dan proses yang tidak sulit, infrastruktur pendukung baik pada sarana maupun prasarana yang tersedia, kurikulum yang dibuat untuk meningkatkan mutu dan relevansinya, pengelolaan yang berjalan sesuai dengan rencana serta pembiayaan dan dana yang mencukupi dapat dibentuk dan dilaksanakan, penulis yakin kemajuan pendidikan anak usia dini di Indonesia akan terealisasi dengan sempurna dan menjadikan anak-anak Indonesia sebagai anak yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia.

Daftar Bacaan
Endah. Kondisi Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini di Indonesia
http://parentingislami.wordpress.com.
Akses 22 Juni 2008.
 Mohammad Subhan, Subur Tjahjono, dkk. Pemikir Pembangunan dalam Kompas, 27 Juni 2008. 
Oden, Serri (2003), the Development of Social Competence in Children, http://www.ericfacility.net/ericdigests/ed281610.html, Akses 22 Juni 2008.
Riwayadi. Sinergi Untuk Pendidikan Usia Dini. http://padangnewspendidikan.blogspot.com Akses 22 Juni 2008. 
Tampilan gambar dari :      http://www.ucmerced.edu/images/home_center/feature_images/packard_big.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar